Aku Tak Mengenal SYARIAT (Renungan Sukma Raga)

Aku Tak Mengenal SYARIAT

Aku tak mengenal SYARIAT oh,
Aku tak mengenal SYARIAT....

Dosa siapakah? Dosa ulama-ulama itu yang tidak mau mengajariku syariat?
Apakah dosaku sendiri yang tidak mau belajar?

Ataukah aku sedang berpura-pura?
Ataukah aku sedang menjilat matahari....
Seberapa hebat lidahku menjilat panasnya matahari?
Ataukah aku sedang menjilat rembulan....
Seberapa kuat lidahku menelusuri bukit jurang cadas rembulan?
Ataukah aku sedang menjilat bintang-bintang?
Seberapa banyak cabang lidahku karena bintang itu lebih banyak dari butiran pasir pantai....
Ataukah seberapa busuk lidahku, karena aku sedang menjilat kotoranku sendiri?
Aku sendiri tak mengerti, apakah aku memang tak tahu atau aku sedang bersandiwara.....
Ataukah aku sedang mencuri perhatian sang durna...
Aku tak mengenal SYARIAT oh,
Aku tak mengenal SYARIAT....

Aku juga tak ingat ketika aku dilahirkan kedunia,
Hasil cinta kasih perkawinan yang syah,
Hingga aku bukanlah anak haram,
Kebahagiaan inikah yang disebut SYARIAT itu?

Ataukah aku lupa ketika ayah bundaku menyuapiku...
Dengan makanan yang halalan toyiban,
Bukan hasil mencuri, suap dan korupsi...
Keberkahan rejeki inikah yang berasal dari SYARIAT itu?

Ataukah aku lupa ketika putri-putri kecilku mulai dewasa...
Aku melindungi kehormatannya jiwa dan raganya...
Aku tak rela keindahan mereka diumbar gratis dimana-mana...
Aku tak rela mereka menjadi santapan pesta pora hawa nafsu...
Aku tak rela mereka menjadi santapan
Aku melindunginya, menutupinya, menyelimutinya...
Apakah ini SYARIAT itu, yang menjaga kehormatan wanita?

Ketika Aku melihat ibuku dipanggil Yang Maha Kuasa...
Kain kafan menyelimutinya..., ia dimandikan..., disholatkan... dan dikuburkan....,
Mungkinkah ibuku sedang diperlakukan sesuai SYARIAT? Mungkinkah?
Kemudian ketika Aku sendiri mati!
Kenapa mayatnya tidak dibuang ke tong sampah? atau dibuang diselokan?
Apakah ini SYARIAT?

(Renungan Sukma Raga)

Catatan:
Puisi ini sebagai rasa keprihatinan adanya puisi kacangan yang melecehkan suara panggilan Tuhan (Adzan), ketaatan menutup aurat (jilbab) dan pemahaman sempit syariat.