Peningkatan Etos Kerja


Etos Kerja
  1. Keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok orang atau sebuah institusi.
  2. Etos Kerja merupakan perilaku khas suatu komunitas atau organisasi, mencangkup motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku,sikap-sikap, aspirasiaspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, standar-standar.
  3. Sehimpunan perilaku positif yang lahir sebagai buah keyakinan fundamental dan komitmen total pada sehimpunan paradigma kerja yang integral.

“ DELAPAN ETOS KERJA MENURUT JANSEN H SINAMO ”

1. Kerja adalah Rahmat bekerja tulus penuh syukur.
2. Kerja adalah Amanahbekerja benar penuh tanggung jawab
3. Kerja adalah Panggilan bekerja tuntas penuh integritas.
4. Kerja adalah Aktualisasi bekerja keras penuh semangat.
5. Kerja adalah Ibadah bekerja serius penuh kecintaan.
6. Kerja adalah Seni bekerja cerdas penuh kreativitas.
7. Kerja adalah Kehormatan bekerja tekun penuh keunggulan.
8. Kerja adalah Pelayanan bekerja paripurna penuh kerendahan hati.

Tujuan Bekerja
Tujuan hidup adalah beribadah, sedangkan untuk mencapai tujuan hidup tersebut memerlukan keperluan hidup (kebutuhan) yang dipenuhi dengan bekerja. Maka pada hakekatnya tujuan utama bekerja adalah untuk beribadah, karena Allah memerintahkan bekerja dan menjauhkan diri dari meminta-minta. Setiap pemenuhan tanggung jawab adalah ibadah. Kerja merupakan pemenuhan terhadap tanggung jawab kita terhadap diri, keluarga dan bahkan umat.
Bekerja termasuk dalam fisabilillah, bila latar belakang bekerja adalah untuk tujuan mulia, antara lain untuk menghidupi anak, menghidupi orang yang sudah lansia, bekerja untuk diri agar tidak meminta-minta.
Nabi Zakariyya dulu adalah seorang tukang kayu (H.R. Muslim).
Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. pernah bekerja sebagai tukang kebun untuk menghidupi diri, istri dan anak-anaknya.

Manfaat Bekerja
Bekerja mengantarkan seseorang masuk ke syurga. Orang yang capek karena bekerja, maka terhapus dosa-dosanya. Hadits: Bila di malam hari seseorang capek karena pekerjaannya di siang hari, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya.

Bekerja dapat dijauhkan dari siksa api neraka. Rasulullah melihat salah seorang sahabat beliau yang bernama Sa’ad bin Mu’adz al-Anshari. Kemudian beliau bertanya “Kenapa tanganmu?” “Ini karena saya mengolah tanah untuk mencari nafkah bagi keluarga saya.” Rasulullah mengambil tangan Saad dan menciumnya. “Inilah tangan yang tak akan pernah disentuh api neraka.”
Semua pekerjaan penting dan terhormat. Bekerja dapat menjauhkan kita dari ketergantungan kepada orang lain.
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain dan sejelek-jelek manusia adalah yang menjadi beban bagi orang lain” (al-Hadits).
“Seungguhnya sekiranya salah seorang di antara kalian membawa tali kemudian pergi ke bukit untuk mencari kayu lalu ia pikul untuk menjualnya dan Allah memenuhi kebutuhannya, maka lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang-orang, baik mereka memberi atau menolaknya.” (HR. Bukhari).
Dengan bekerja maka ia makan dari hasil keringat sendiri. Hadits: Paling baik manusia makan dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Dawud makan dari hasil usahanya sendiri (HR. Bukhari).

Kualitas Kerja
Dari sisi kualitas, bekerja yang memenuhi syarat sebagai ibadah bergantung dari kualitas kerja yang kita tunjukkan. Ukurannya adalah (a) pengetahuan dan keterampilan kerja, (b) niat yang ikhlas (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah).
Hadist: Binasalah orang-orang Islam, kecuali mereka yang berilmu. Binasalah orang-orang yang berilmu, kecuali mereka yang mengamalkannya. Binasalah orang yang beramal dengan ilmu, kecuali mereka yang ikhlas.

Kunci Sukses Bekerja

Faktor Internal
1. Kesungguhan
Q.S. Al Insyirah (94) : 7, “Maka apabilakamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Indikator kesungguhan yakni: (a) mengerahkan semua kemampuan, (b), melakukan yang terbaik, dan (c) menuntaskannya.

Sifat-sifat yang mencerminkan etos kerja yang baik yaitu :

2. Menjadi Pembelajar
Pembelajar tidak melakukan sesuatu secara sama dari waktu ke waktu, tapi melakukan secara lebih baik, lebih cepat, lebih efisien, lebih menyenangkan. Indikator orang pembelajar: (a) menambah ilmu, (b) mengasah keterampilan dan (c) mau mencoba cara baru dan inovasi baru.

3. Kerjasama dan Kompetisi
Setiap orang harus menguasai minimal satu bidang pekerjaan. Lebih dari satu tentu lebih baik. Kerja sama akan menghasilkan sinergi (energi yang berlimpah).
Q.S. Al Maidah ayat 3: Perintah tolong-menolong dalam kebaikan.
Q.S. Al Baqarah (2) ayaat 108: Perintah berlomba dalam kebaikan.
Agar sesuatu lembaga yang berkembang, maka harus berani dikompetisikan dengan lembaga yang lain. Kompetisi juga bisa antar sub bagian.
Tradisi Indonesia: kurang cocok kompetisi antar individu, lebih cocok kompetisi antar kelompok.
Indikator mampu kerjasama:
(a) sadar bahwa pekerjaan akan lebih baik hasilnya dengan diperkuat orang lain.
(b) tahu apa yang harus dilakukan dan orang lain lakukan
(c) melakukan sesuatu ketika orang lain juga melakukan pekerjaannya
(d) bila diperkukan memainkan peran orang lain.
Indikator mampu berkompetisi dalam kebaikan:
(a) sadar bahwa setiap saat kualitas kerja harus ditingkatkan
(b) ingin menjadi yang terbaik
(c) sadar tuntutan konsumen terus meningkat yang harus diimbangi dengan pelayanan yang lebih baik
(d) orang lain atau kelompok lain menjadi cermin

4. Komitmen Kerja
Komitmen kerja dipercayai menjadi kunci kinerja yang optimal. Indikator: (a) niat untuk maju bersama dalam lembaga. (b) tidak rela bila institusi merugi/menurun, (c) tersinggung dan membela bila lembaga direndahkan, (d) bangga jadi warga institusi.

5. Cerdas dalam Bekerja
Indikator:
(1) memilih cara yang lebih cepat daripada yang lama agar lebih efisien dan efektif
(2) berusaha menyayangi dan berbahagia dengan pekerjaannya
(3) menyelingi aktivitas dengan relaksasi (menarik nafas, menahannya sebentar dan melepaskannya atau bersantai dengan kawan atau tidur siang)
Istirahat siang perlu, ngobrol dengan teman adalah penting untuk menggapai diri dengan refresh di paruh kedua jam kerja. Tidur siang bagus sekalipun hanya 10 menit. Tapi ingat, maksikanmal 30 menit (menurut riset).

Faktor Eksternal
Dari segi lembaga, FKUII yang menyelenggarakan kerja lima hari, dengan jam kerja dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00, dalam meningkatkan etos kerja ini perlu:
1) Membuat program yang menjadikan semua karyawan berkembang pengetahuan dan ketrampilannya.
2) Memberikan kesempatan refreshing secara rutin (istirahat di siang hari, bila perlu ada kamar istirahat) dan periodik (wisata, outbound dan sebagainya)
3) Memberi kesempatan mengikuti program bagi karyawan yang ingin meningkatkan kemampuan utamanya (sesuai bidang kerja)
4) Memberikan hadiah (reward) dan kesempatan pengembangan diri agar ketrampilan berkembang secara horisontal (misalkan bisa menjadi MC, penulis humas dsb.)
5) Mengadakan pemilihan divisi terbaik dan memberikan hadiah.
6) Pemilihan karyawan terbaik dan memberikan hadiah.
7) Mengupayakan agar suasana komunikasi kerja dan hubungan interpersonal tetap berlangsung kondusif dan optimal. Selalu ada mediasi untuk setiap konflik.
8) Memastikan sarana dan prasarana (perlengkapan komputer, telepon, keperluan kuliah dsb), dalam keadaan baik untuk dioperasikan, sehingga tidak menimbulkan stres bagi karyawan.

Sumber Bahan Bacaan:
  1. Fuad Nashori (Ketua Umum PP Asosiasi Psikologi Islami, HIMPSI, Dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII), Etos Kerja. Disampaikan pada Refreshing Karyawan FKUII 2 Februari 2011.
  2. Berbagai sumber lain.